Yahoo España Búsqueda web

Search results

  1. en.wikipedia.org › wiki › Paku_Alam_XPaku Alam X - Wikipedia

    After reigning for about 16 years Paku Alam I died in 1829 and was buried in Kotagede, Yogyakarta. The founder of the Duchy of Pakualaman left 11 sons and daughters and was succeeded by his son, RT Notodiningrat (PrinceSuryaningrat), with the title Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat on 18 December 1829.

  2. en.wikipedia.org › wiki › Paku_Alam_IPaku Alam I - Wikipedia

    Died: 1829 Pura Pakualaman, Yogyakarta Sultanate: Issue: Paku Alam II: House: Mataram: Father: Hamengkubuwana I: Mother: Bendara Raden Ayu Srenggara

  3. en.wikipedia.org › wiki › Paku_Alam_VIPaku Alam VI - Wikipedia

    Paku Alam VI was Duke (Adipati) of Pakualaman between 1901 and 1902, as one of the shortest duration rulers in the history of Paku Alam and the Yogyakarta palaces. Pakualaman (also written Paku Alaman ) became a small hereditary Duchy within the Sultanate of Yogyakarta , as a mirror-image of Mangkunegaran in the territory of the Susuhunanate of Surakarta .

  4. Died: October 17, 1864 Yogyakarta Sultanate: Spouse: Bendara Raden Ayu Surya Sastraningrat: House: Mataram: Father: Paku Alam II: Mother: Gusti Kanjeng Ratu Hayu of Yogyakarta

  5. Paku Alam adalah gelar bagi Adipati Pakualaman.Nama ini pertama kali disandang Pangeran Harya Natakusuma, adik tiri Hamengkubuwana II, ketika dinobatkan sebagai penguasa Pakualaman dengan gelar Paku Alam I oleh Pemerintah Hindia Inggris pada 29 Juni 1813. Sebelumnya, yaitu pada 17 Maret 1813, kedua pihak sepakat untuk mendirikan suatu pemerintahan baru di Yogyakarta yang bernama Kadipaten ...

  6. 9 de ene. de 2016 · Earlier on Thursday, Paku Alam X, born Raden Mas Wijoseno Hario Bimo, was crowned prince of Pakualaman, succeeding his father, Paku Alam IX, who died on Nov. 22.

  7. 29 de nov. de 2021 · Polemik di Kasultanan Yogyakarta. Sejarah berdirinya Pakualaman berawal pada 1808, ketika Herman Willem Daendels diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Kebijakan Daendels ternyata mendapatkan tentangan dari Sultan Hamengkubuwono II, yang saat itu bertakhta di Kasultanan Yogyakarta. Baca juga: Hamengkubuwono, Paku Alam, Pakubuwono ...