Yahoo España Búsqueda web

Search results

  1. 9 de jun. de 2024 · Tirto Adhi Soerjo lahir pada tahun 1880 di Jawa Timur, Hindia Belanda, dan meninggal pada tahun 1918. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh nasionalis yang berperan aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

  2. 31 de may. de 2024 · Salah satu tokoh yang pernah dibantu Jamiyat Khair adalah Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Pada tahun 1907, ia menerima bantuan materiil dan moril untuk menerbitkan koran berbahasa Melayu di Bandung bernama Medan Prijaji.

  3. Hace 1 hora · Pertama, interaksi antara pemimpin SI dengan tokoh-tokoh nasionalis lainnya, seperti Tirto Adhi Soerjo dan Raden Adjeng Kartini, yang memperluas wawasan mereka tentang pentingnya perjuangan nasional. Kedua, kesadaran akan perlunya persatuan di antara rakyat pribumi untuk melawan penjajahan Belanda.SI mulai terlibat lebih aktif dalam politik dengan mengajukan tuntutan-tuntutan kepada pemerintah ...

  4. fahrullah-id.blogspot.com › 2024 › 06Archive for Juni 2024

    Hace 4 días · Buku ini terdiri dari beberapa bagian yang menguraikan perjalanan hidup Tirto Adhi Soerjo, mulai dari masa kecilnya, pendidikan, hingga kiprahnya dalam dunia jurnalistik dan pergerakan nasional. Pramoedya menyajikan kisah Tirto dengan gaya naratif yang hidup, menggabungkan fakta sejarah dengan analisis mendalam tentang kondisi sosial dan politik pada zamannya.

  5. 16 de jun. de 2024 · “Menulis adalah bekerja untuk keabadian, Partai Buruh saya kira bisa melakukanya, Tirto Adhi Soerjo yang dikenal sebagai Bapak Wartawan Indonesia atau Bapak Pers Indonesia. Yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 1880 dan diabadikan menjadi pahlawan nasional.

  6. Hace 2 días · Laporan bisa dilakungan dengan mendatangi kantor Sekretariat PWI Kota Bogor di Jalan Tirto Adhi Soerjo No. 4 Tanah Sareal, Kota Bogor atau menghubungi di nomor +62 811-1555-148. "Salah satunya, kita gandeng kantor hukum 9 Bintang.

  7. 7 de jun. de 2024 · Surat kabar Poetri-Hindia, surat kabar perempuan paling awal yang terbit pertama kali 15 Januari 1908, yang dikelola jurnalis Tirto Adhi Soerjo, misalnya, menolak tawaran Pemerintah Belanda yang meminta agar surat kabar itu memakai ejaan van Ophuijsen.