Yahoo España Búsqueda web

Search results

  1. en.wikipedia.org › wiki › SukarnoSukarno - Wikipedia

    Hace 2 días · On 14 November 1945, Sukarno appointed Sutan Sjahrir as first prime minister, he was a European-educated politician who was never involved with the Japanese occupation authorities.

  2. Hace 3 días · Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatra Utara pada 26 Juli 1922. Dia masih memiliki pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan perdana menteri pertama Republik Indonesia. Chairil telah bertekad ingin menjadi seniman sejak usia 15 tahun. Baca juga: Inilah 8 Perempuan Gebetan Penyair Chairil Anwar

  3. Hace 1 día · Examples include the Javanese prince and poet Noto Soeroto, a writer and journalist, and the Dutch language writings of Soewarsih Djojopoespito, Chairil Anwar, Kartini, Sutan Sjahrir and Sukarno.

  4. Hace 1 día · Komandan Lanud Sutan Sjahrir Kolonel Nav Sani Salman Nuryadin didampingi Ketua PIA Ardhya Garini cabang 14 Daerah I lanud Sutan Sjahrir Ny. Nonon Sani Salman Nuryadin menyambut kedatangan ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Evi Agus Subiyanto bersama ketua umum Pia Ardhya Garini Ibu Isa M Tonny Harjono beserta rombongan di VIP bandara internasional Minangkabau, Padang.

  5. Hace 3 días · Generasi Perintis Idealis: berguru pada Sutan Sjahrir Kita mengenal seorang yang memiliki genangan politik bersih, Sutan Syahrir.Politik bersih Sutan Syahrir bagi politik Indonesia merupakan sebuah konsep yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan transparansi, keadilan, dan kejujuran dalam dunia politik.

  6. Hace 1 día · Rss. TNI AU. Lanud Sutan Sjahrir menggelar upacara bendera rutin mingguan yang diikuti seluruh personel Perwira, Bintara, Tamtama dan Pegawai Negeri Sipil bertempat di lapangan Apel Mako Lanud SUT, Padang. Senin, (27/5/2024). Komandan Lanud SUT Kolonel Nav Sani Salman Nuryadin diwakili Kadisops Lanud Sutan Sjahrir Mayor Lek Bambang Brades, S ...

  7. Hace 2 días · Pada masa Agresi militer Belanda II, dirinya juga sempat diasingkan ke daerah Brastagi, Sumatera Barat bersama Sutan Sjahrir dan Soekarno kala itu. Dirinya kemudian ditunjuk sebagai delegasi Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda di tahun 1949 yang juga menjadi tugas terakhirnya di Kementerian Luar Negeri Indonesia