Yahoo España Búsqueda web

Search results

  1. 19 de ago. de 2021 · Siti Hartinah dilahirkan di Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, pada tanggal 23 Agustus 1923. Ibu Tien Soeharto merupakan anak kedua dari pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo, sekaligus canggah dari Mangkunagara III dari garis ibu. Siti Hartinah menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta, JawaTengah.

  2. Soeharto (Suami) Raden Ayu Siti Hartinah (23 Ogos 1923 - 26 April 1996) ialah isteri Presiden Soeharto, presiden Indonesia yang kedua, serta juga pahlawan nasional Indonesia. Nama panggilannya "Ibu Tien". Namun Saat menjadi Wanita Pertama Indonesia dia meninggal dunia saat suaminya Soeharto masih menjabat.

  3. 20 de may. de 2022 · Jakarta - Wafatnya istri Presiden RI ke-2 Seoharto, Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan nama Tien Soeharto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Cendana. Tien Soeharto meninggalkan Soeharto dan anak-anak mereka pada 28 April 1996.

  4. Menjelaskan biografi dari ibu Siti Hartinah, seorang ibu negara yang menjadi pendamping dan penopang hidup dari presiden RI ke-2, Soeharto. Kisah keduanya me...

  5. 25 de ago. de 2021 · Siti Hartinah Soeharto atau lebih familiar disapa Tien Soeharto, adalah seorang ibu Negara yang mendampingi Presiden Soeharto selama 32 tahun menduduki Pemerintahan Orde Baru. Memiliki nama lengkap Raden Ayu Siti Hartinah, ia Lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923.

  6. Siti Hartinah jo Bernhard of Lippe-Biesterfeld, taun 1971 Suharto jo Siti Hartinah punyo anam anak, Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Siti Hediati (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), jo Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek); sarato 11 cucu jo banyak cicit.

  7. Raden Ayu Siti Hartinah (23 August 1923 – 28 April 1996), also known as Siti Hartinah Soeharto, was the First Lady of Indonesia from 1967 until 1996. She was the wife of second Indonesian president, Suharto. Known as Ibu Tien in Indonesia, she was widely acknowledged to have been politically powerful, and a close confidant and political advisor to Suharto.