Yahoo España Búsqueda web

Search results

  1. Mohammad Yamin (24 August 1903 – 17 October 1962) was an Indonesian poet, politician, and national hero who played a key role in the writing of the draft preamble to the 1945 constitution.

  2. Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. (24 Agustus 1903 – 17 Oktober 1962) adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang telah dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan" yang mempengaruhi ...

  3. Muhammad Yamin dikenal sebagai seorang sarjana hukum, sastrawan, tokoh politik, dan penggali sejarah Indonesia. Dia yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1903 di Talawi, dekat Sawahlunto, Sumatra Barat dan meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962, di Jakarta, serta dimakamkan di tanah kelahirannya Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat.

  4. Muhammad Yamin - Ensiklopedia. Muhammad Yamin adalah pribadi dengan banyak talenta. Ia politisi, ahli hukum, sastrawan, pemikir sejarah, ahli bahasa. Ia juga tokoh pergerakan nasional serta pernah menjadi Menteri Kehakiman, Menteri Pendidikan, Menteri Sosial dan Kebudayaan, Menteri Penerangan, serta Ketua Dewan Perancang Nasional.

  5. 27 de oct. de 2022 · Mohammad Yamin. FOTO/Istimewa. tirto.id - Peran Mohammad Yamin dalam peristiwa bersejarah Kongres Pemuda sangat krusial. Ia adalah salah satu tokoh yang menggagas sekaligus merumuskan ikrar atau teks naskah Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta) tanggal 28 Oktober 1928.

  6. Hace 6 días · Mohammad Yamin. Menteri Menteri Penerangan (1962 - 1963) Tempat & Tanggal Lahir. Sawahlunto, Talawi Hilir, Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat, Indonesia, 23 Agustus 1903. Karir. Penulis Penulis. Anggota Jong Sumatranen Bond. Anggota Partindo. Anggota Volksraad Gerindo. Anggota PUTERA. Anggota BPUPKI. Anggota DPR RI.

  7. Muhammad Yamin started his career as a writer in the 1920s, when Indonesian poetry was marked by an intense and largely reflective romanticism. After the early 1930s, he devoted himself entirely to politics, history, and promoting Indonesian cultural unity and national identity. Yamin introduced the sonnet form into Indonesian poetry.